Selasa, 15 Mei 2012

sebuah pilihan kenangan

annyeong.....
Sudah lama sekali rasanya sejak postingan terakhir saya. Banyak yang ingin d tulis, tapi kemauan menulis yang kurang. haha... bukan karena terlalu sibuk atau gak ada waktu, but, kurang membagi waktu dengan baik.

mari masuk k topik..
sudah pernah baca novel Manusia Setengah Salmon by Raditya Dika? yang belum baca, harus baca deh. recomended book...!!  jadi gini, ada bagian d novel itu yang mendadak pembacanya dibuat galau setengah mati ama penulis....
kira-kira gini isi tulisannya..

Putus cinta seperti disengat lebah.
awalnya tidak terlalu berasa tapi lama kelamaan bengkaknya mulai terlihat. mungkin masalahnya seperti rumah yang menjadi terlalu sempit buat suatu keluarga, saya juga menjadi terlalu sempit untuk dia. dan, ketika sesuatu sudah mulai sempit dan tidak nyaman,  saat itulah seseorang harus pindah ketempat yang lebih luas dan (dirasa) cocok untuk dirinya. rumah tidak salah, saya tidak salah, dan dia juga tidak salah. yang kurang tepat itu bila dua hal yang dirasa sudah tak lagi saling menyamankan tetap dipertahankan untuk bersama. mirip seperti saya dan dia. Dan dia, memutuskan untuk pindah.ada perasaan yang sama antara sehabis putus dengan pindah rumah.keduanya sama-sama harus meninggalkan sesuatu yang akrab dengan diri kita. keduanya sama-sama memaksa kita untuk mengingat-ingat kenangan yang sebelumnya, disadari atau tidak. dipaksa atau tidak. putus sejatinya adalah sebuah kepindahan. bagaimana kita pindah dari satu hati ke hati yang lain.
Kadang kita rela untuk pindah, kadang kita dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita sayang, kadang bahkan kita yang memaksa orang tersebut untuk pindah. ujung2nya sama: kita harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong  lucu, bagaimana putus cinta diawali oleh jatuh cinta yang menyenangkan. ya sudahlah. Bagaimanapun juga, kenangan-kenangan yang memaksa untuk diingat itu harus dipaksa masuk kekotak. sambil berharap, semoga tidak ada yang tertinggal ..sudah saatnya mencari kemudian menikmati kebahagiaan-kebahagiaan kecil diantara semua perpindahan.. :)
bagian ter.nyesek dalam novel itu yang sekarang aku alami. bagaimana harus memutuskan untuk berpindah bukan karena kemauan, tetapi karena kondisi. nyesek memang, tapi paling gak itu yang menurut kita yang terbaik, walaupun kita enggak tau gimana kedepannya. tak peduli berapa banyak keping-keping kenangan itu tercecer dan harus dimasukkan k dalam kotak secara rapi satu persatu hingga tak tersisa. dan kira-kira begitu lah definisi NYESEK itu...
 seperti definisi kehilangan dari seorang teman kuliah,  Kehilangan seseorang yang kau sayangi sama seperti perasaan ketika kau selalu membawa bata dalam kantongmu sampai kau tidak menyadari bahwa kau membawa beban itu. Suatu saat kau akan merogoh kembali kantongmu dan menyadari bahwa bata itu masih di dalam sana. Dan itu tidak apa-apa. dan ketika kita sadar bata itu sudah tidak ada d tempatnya lagi, apa yang bisa kita lakukan? mungkin hanya merenung, bagaimana bata tersebut bisa berpindah tempat. dan tersenyum sendu sambil berkata "mungkin aku akan menemukan bata tersebut d suatu tempat lain"

pertanyaannya, bagaimana harus move on? bagaimana harus bisa membiasakan diri sendiri? bgaiamana untuk me.manage kenangan-kenangan yang ada? membuang kenangan pahit, dan menyimpan dengan rapi kenangan manis mungkin adalah jawaban untuk tetap membina hubungan baik. untuk dapat move on dengan cepat. 

sebenarnya hanya ada 2 opsi untuk seseorang yang berpindah rumah. tetap berdiri d tempat yang sama sambil menanti pelangi setelah hujan, atau berpindah, berjalan, atau bahkan berlari untuk mendapatkan kebahagiaan.

pilihan hanyalah pilihan... be a smart one :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar